Kecemasan (Anxiety) adalah kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang disebabkan oleh suatu hal yang belum jelas.
Kecemasan dapat dirasakan oleh siapapun, baik itu muslim ataupun non muslim. Hanya saja, bila Anxiety tidak mendapatkan penanganan, penderitanya bisa mengalami keterpurukan bahkan dapat mencelakai dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, ada baiknya bila kita sama-sama mencari tau tentang cara mengatasi kecemasan, dari sudut pandang seorang muslim. Penasaran? Simak terus artikel ini yuk!
Membiasakan Diri Untuk Berfikir Secara Rasional
Seperti apa yang sudah kami jelaskan tadi, kecemasan ditimbulkan dari suatu hal yang masih belum jelas. Orang dengan Anxiety yang akut cenderung menghawatirkan masalah yang berada di luar jangkauan mereka. Padahal, bilamana mereka memiliki pola pikir yang realistis terhadap dirinya dan juga lingkungannya, kecemasan tersebut dapat diatasi dengan lebih sederhana.
Bilamanapun terasa sulit, senantiasalah berusaha untuk menggantungkan segala hal kepada Allah. Ingat, Allah tuhan yang maha adil. Dan segala sesuatu tidak akan terjadi, tanpa seizin dan kehendak-Nya.
Menemukan Kepuasan Dari Sudut Pandang Yang Tepat
Level kepuasan tiap orang memang berbeda-beda. Meskipun begitu, kepuasan merupakan salah satu kebutuhan dari setiap pribadi manusia. Dan sudah menjadi tabiat setiap manusia untuk mencari kepuasan, meskipun hal ini tidak memiliki ujung hingga akhir kehidupannya.
Untuk mengatasi Anxiety, rasa untuk mencari kepuasan ini haruslah dikendalikan. Pengendalian ini bukan berarti harus selalu menerima segala sesuatu apa adanya ya, melainkan harus pandai mengelola kepuasan tersebut agar tidak termasuk kedalam golongan orang yang serakah.
Bila Anda termasuk orang yang sedikit ambisius, cobalah untuk merenungkan kisah singkat berikut:
`Umar ibn` Abd al-Aziz berkata:
“Saya seorang pria yang ambisius. Pertama, saya menginginkan pemerintahan. Ketika saya mencapainya, saya ingin menjadi Khalifah. Ketika saya menjadi khalifah, saya meninggalkan kesenangannya, karena kemudian ambisi saya berubah untuk mencapai Surga. ”
Jadi, ambisi tidak selalu membahayakan ya! Yang penting, dikelola dengan baik saja!
Pintar-Pintarlah Menikmati Kesuksesan
Semua orang pasti memiliki pencapaian. Entah itu sesuatu yang besar ataupun yang kecil, atau bahkan sesuatu yang kurang disadari oleh orang tersebut. Meskipun ada sebagian orang yang kurang begitu peduli terhadap pencapaian yang diraih olehnya, sebagian orang yang lain amat memperhatikan aspek yang satu ini.
Bahkan, banyak dari mereka yang menaruh iri dan dengki kepada orang-orang yang memiliki pencapaian yang lebih tinggi dari dirinya. Semisal, seorang yang mendapatkan juara 2 di suatu lomba, iri dengan orang yang menempati podium teratas dari suatu lomba. Setelah penganugerahan hadiah, alih-alih merayakan kemenangan, ia malah sibuk meratapi kekalahannya dari sang juara pertama.
Disatu sisi, hal itu memang baik untuk menjadi motivasi di lain hari. Namun disisi lain, bukankah lebih baik, jika orang tersebut memanjatkan syukur kepada Allah swt yang telah memberikannya posisi yang baik? Meskipun dalam pandangan manusia hanya berupa juara 2, secara tak langsung hal tersebut membuktikan bahwa ia menutup mata dari peraih juara 3, dan kontestan lain yang ia kalahkan.
Meskipun bersyukur, jangan sampai merasa sombong ya! Ingat, tetaplah rendah hati dan selalu bersyukur.
4.Selalu Berani Untuk Menghadapi Rasa Takut dan Kekhawatiran 4
Berdasarkan pengamatan dari seorang cendekiawan yang bernama Ibnu Hazm, setiap orang sejatinya sealu berusaha untuk melepaskan diri dari segala masalah dan kekhawatiran. Setelah melakukan pengamatan tersebut, ia pun mencari solusi dan mendapatkan kunci jawaban terbaik untuk mengatasi kekhawatiran ini.
Berdasarkan pengetahuannya, ia menemukan bahwa tidak ada yang lebih baik dari menyembah Allah, memuja-Nya dan berserah diri pada-Nya. Terlebih lagi ketika beliau teringat dengan firman Allah yang berbunyi:
“Sesungguhnya, orang-orang yang mengatakan 'Tuhan kita adalah Allah' kemudian tetap tegak, para malaikat turun ke atas mereka sambil berkata: 'Jangan takut dan jangan bersedih. Dengarkan kabar gembira dari surga yang telah dijanjikan kepada Anda '.” (Qs Fussilat 41:30).
Dengan ayat tadi, sebagai sesama muslim sudah sepantasnya bila kita berani menghadapi rasa takut dan kekhawatiran. Karena sejatinya, Allah akan senantiasa memberikan pertolongan di setiap masalah yang kita hadapi, baik itu saat kita menyadarinya ataupun tidak.