Menyikapi kesalahan fatal ceramah yang ditayangkan Metro TV, Dr Mictahur Elbanjari MA menyampaikan tanggapan yang bijak. Pasalnya, kesalahan menyangkut kesucian Al-Qur'an. Padahal Allah saja menjaga Kalam Suci-Nya itu.
Menurutnya, kesalahan bisa dilakukan oleh pihak media maupun penceramah.
Jika kesalahan dilakukan oleh media, umat Islam harus melihatnya secara
objektif.
"Kita juga harus melihat objektif sebuah media yang menayangkan-meski
itu media haters Islam-juga tidak bisa disalahkan mutlak, apapun
medianya. Karena media atau stasiun TV biasanya hanya menshare atau
merelay dari materi si pembicara." tulis doktor yang kerap menerima
undangan dari berbagai stasiun televisi ini melalui akun fesbuk resminya
pada Selasa (5/12/17).
Meski demikian, jika kekeliruan dilakukan oleh media penayang, maka
media tersebut harus bertanggungjawab karena lazimnya sebuah konten
harus diseleksi sebelum ditayangkan. Begitu pula dengan verifikasi
pengisi acara.
"Tapi jika kesalahan dari pemateri di sebuah media atau stasiun
televisi, maka media itu juga harus turut bertanggung jawab, disebabkan
lolos menyeleksi kontennya atau pengisi konten tersebut. Dan media juga
harus segera mengklarifikasi dan meminta maaf." lanjut penulis buku best
seller ini.
Ia juga menegaskan, tidak semestinya sebuah media melakukan kekeliruan
yang berulang. Jika itu terjadi, maka media tersebut tidak melakukan
perbaikan.
"Jika kesalahan itu sekali boleh jadi kekeliruan dan bisa segera
ditabayuni atau klarifikasi, tapi jika kesalahan lebih dari sekali
berarti itu namanya tidak intropeksi." tegasnya.
Jika kesalahan dilakukan oleh pengisi acara, Miftahur Elbanjari
mengimbau agar umat Islam tidak menisbatkan kesalahan kepada organisasi,
partai, atau instansi pengisi acara. Karena kekeliruan dilakukan atas
nama pribadi.
"Kalau memang kekeliruannya bersifat pribadi, lantaran kesalahan ucap
atau kekeliruan menulis, juga menjadi tidak bijak kita kaitkan dengan
ormas atau partai dimana orang itu berafiliasi." tulisnya bijak.
Sumber: tarbawia.net